Sejarah Lengkap Teknologi Transmisi CVT Berevolusi Pada Kendaraan – Continuous Variable Transmission
Fenrir.id – Anda pasti terkejut! Bahwa Teknologi Continuous Variable Transmission – CVT yang digunakan pada kendaraan umum seperti Motor Matik, ternyata lahir dari ide seniman hebat Leonardo Da Vinci yang pertama kali membuat sketsa dasar dari suatu alat mekanis dengan nama Transmisi Nu Vinci pada tahun 1490.
Walaupun fisik dari sketsa Transmisi Nu Vinci tidak pernah dibuat oleh Leonardo Da Vinci, sketsa Nu Vinci menjadi ide awal Teknologi Transmisi CVT yang pertama kali di patenkan oleh Benz dan Daimler (Jerman) pada tahun 1886.
Di awal Tahun 1930an, General Motors telah mengembangkan teknologi Toroidal CVT dan melakukan pengujian ekstensif sebelum akhirnya GM memutuskan untuk menggunakan teknologi stepped-gear otomatis konvensional karena mempertimbangkan masalah biaya.
468 tahun kemudian, terhitung semenjak sketsa Transmisi Nu Vinci yang menjadi dasar ide dari Teknologi CVT dibuat pada tahun 1490, tepatnya di tahun 1958: Transmisi CVT untuk pertama kalinya diciptakan dengan menggunakan sabuk V-Belt oleh Hubert Jozef (“Hub”) van Doorne.
Teknologi Transmisi Van Doorne diberi nama Variomatic dan diaplikasikan kepada kendaraan mobil DAF 600 – Van Doorne’s Automobiel Fabriek (Netherlands) untuk menggerakkan mesin 0.6L.
DAF 600 adalah mobil yang pertama kali diproduksi dengan menggunakan sistem transmisi Continuous Variable Transmission (CVT) – DAF Variomatic.
DAF 600 adalah mobil keluarga berukuran kecil yang diproduksi oleh Van Doorne Automobiel Fabriek (DAF) dari tahun 1959 hingga 1963. Mobil DAF 600 pertama kali diperkenalkan pada event Amsterdam Motor Show – Februari 1958, yang kemudian baru mulai diproduksi setahun kemudian (1959), walaupun perusahaan telah menerbitkan detail pertama dari mobil ini sejak akhir tahun 1957. DAF 600 juga merupakan mobil penumpang yang pertama kali diproduksi oleh DAF.
Meskipun telah berhasil dengan sistem transmisi CVT yang menggunakan sabuk karet V-Belt, Hubert Jozef van Doorne tidak berhenti berinovasi dimasa pensiunnya (1965). Van Doorne terus mengembangkan teknologi CVT generasi ke 2-nya yang menggunakan sabuk fleksibel dari bahan baja (Steel Push Belt).
Ketika Hubert Jozef van Doorne meninggal di tahun 1979, inovasi CVT yang menggunakan sabuk baja fleksibel masih berupa prototipe. Tetapi pada tahun 1985, produksi massal sabuk baja fleksibel (Steel Belt) dimulai di Van Doorne’s Transmissie (VDT) yang merupakan fasilitas khusus untuk memproduksi transmisi CVT di Belanda.
Subaru Justy, Ford Fiesta dan Fiat Uno adalah kendaraan awal yang menggunakan sistem sabuk baja fleksibel pada sistem transmisi CVT Van Doorne’s (1987).
Perusahaan Van Doorne’s Transmissie VDT diambil alih oleh Robert Bosch (Jerman) pada tahun 1995 dan kemudian pada tahun 2007 perusahaan Bosch telah memproduksi 10 juta sabuk baja untuk digunakan pada sistem transmisi CVT.
Sistem transmisi CVT yang menggunakan sabuk baja fleksibel telah banyak diterapkan di berbagai model kendaraan, dari minicar Toyota iQ hingga model premium Mercedes-Benz A-Class dan SUV Nissan Murano.
Teknologi CVT terus berkembang dari tahun ke tahun dan kemudian di Tokyo pada tahun 1987: Untuk pertama kalinya teknologi ECVT – Electronic Continuous Variable Transmission diperkenalkan melalui mobil Subaru Justy yg di rilis dengan menggunakan teknologi ECVT: Yaitu adalah teknologi CVT dengan sistem kerja yang sudah diatur secara elektronik, dari hasil riset yang dikembangkan oleh perusahaan Fuji Heavy Industries.
Setahun kemudian (1988), Subaru Justy dengan teknologi ECVT kembali dirilis dengan versi berpenggerak empat roda.
Subaru Justy 1988 adalah mobil 4WD pertama di dunia yang dilengkapi dengan teknologi ECVT. Suatu hal besar bagi Subaru dengan Justy yang pertama kali memperkenalkan teknologi transmisi model terbaru kepada dunia.
ECVT merupakan persilangan antara transmisi otomatis dan manual dengan konsumsi BBM yang jauh lebih efisien, tetapi banyak yang membenci cara kerjanya dan kekurangannya terlihat jelas bagi siapa pun yang mengemudikannya.
Secara teknis transmisi ECVT pada Subaru Justy menggunakan sepasang katrol/puli yang dihubungkan dengan sabuk baja untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda.
Sabuk baja CVT akan mengeluarkan suara rengekan bernada rendah pada saat anda menginjak pedal gas. Suaranya menyerupai suara mesin jet ketika pesawat akan lepas landas.
Pada waktu bersamaan di berbagai belahan bumi lainnya, perusahaan Ford Amerika dan Fiat Italia juga merilis CVT yang menggunakan sabuk dari material baja – Steel Belts. Ford menerapkan teknologi Steel Belts kepada unit Mobil Ford Fiesta dan Fiat mengaplikasikan teknologi Steel Belts kepada unit Mobil Fiat Uno yang juga menjadi mobil pertama di Eropa dengan sistem transmisi CVT.
Fabbrica Italiana Automobili Torino – FIAT Uno 1st Generation 1987 adalah mobil pertama yang mengadopsi teknologi CVT Multitronic dengan menggunakan sistem sabuk baja (Steel Push Belt) di Eropa dan bersamaan dengan Ford Fiesta 2nd generation di Amerika.
Transmisi Multitronik dikembangkan sejak tahun 1976 oleh Van Doorne, Ford dan Fiat yang memiliki 24% saham dari perusahaan VDT Van Doornes Transmissie pada saat itu.
Di Amerika tahun 1987, Ford memperkenalkan sistem transmisi CTX – Continuously Variable Transaxle, yang merupakan sebuah girboks otomatis (Continuously Variable Transmission Drive), yang berfungsi sama seperti transmisi 5-percepatan.
Transmisi CTX pada awalnya hanya tersedia pada model L dan Ghia. Kemudian selanjutnya diaplikasikan kepada mesin Ford 1117cc yang ditawarkan sebagai pilihan pada mesin Mk II 1117cc. Edisi khusus Ford Fiesta II dirilis pada tahun 1988 dan menjadi salah satu kendaraan eksklusif yang memiliki pilihan gearbox otomatis.
Memasuki era 90-an, Nissan yang membeli sebagian saham perusahaan Fuji Heavy Industries (Subaru) yang sempat mengalami kerugian, bersama –sama kembali mengembangkan Teknologi pada CVT dan melahirkan teknologi High Torque CVT, yang kemudian diberi nama N-CVT – Nissan Continuous Variable Transmission: Yaitu adalah teknologi CVT yang dilengkapi dengan konverter torsi, sehingga memungkinkan untuk menghasilkan lebih banyak torsi dan tenaga.
Pada tahun 1992, Nissan menerapkan teknologi N-CVT (Nissan continuously Variable Transmission) pada Nissan March. N-CVT merupakan unit CVT yang menggunakan mekanisme CVT Toroidal yang mengkombinasikan puli dan sabuk baja sebagai pengganti dari sistem transmisi yang terdiri dari susunan roda gigi konvensional.
Nissan kemudian mengembangkan teknologi HYPER CVT: Yaitu adalah sistem CVT pertama di dunia yang dirancang untuk diaplikasikan kepada mobil berpenggerak roda depan (FWD) yang kemudian dikomersialkan pada tahun 1997 untuk diaplikasikan kepada mesin 2.000cc.
Pada akhir 90-an Nissan telah mengembangkan EXTROID CVT yang menggunakan Roller Toroidal untuk diaplikasikan kepada mobil berpenggerak roda belakang (RWD) yang memiliki kapasitas mesin lebih dari 3.000 cc. EXTROID CVT adalah CVT pertama di dunia yang berhasil diterapkan kepada produksi kendaraan berpenggerak roda belakang dengan jenis mesin bertorsi tinggi.
Memasuki abad ke 21: Transmisi CVT terus disempurnakan seiring dengan pertumbuhan teknologi yang semakin pesat. Saat ini Teknologi CVT telah banyak diaplikasikan dan menjadi teknologi andalan di berbagai jenis kendaraan seperti mobil dan skuter modern, termasuk dengan kendaraan Motor Matic yang anda gunakan. Fenrir_Engineering – www.fenrir.id