CVT Motor Matic

Kamus Lengkap CVT Motor Matic

Sejarah Singkat Teknologi CVT – Continuous Variable Transmission

Fenrir.idAnda pasti terkejut! Bahwa Teknologi Continuous Variable Transmission – CVT yang digunakan pada Motor Matik (CVT motor matic), ternyata lahir dari ide seniman hebat Leonardo Da Vinci yang pertama kali membuat sketsa dasar dari suatu alat mekanis dengan nama Transmisi Nu Vinci pada tahun 1490.

CVT Motor Matic

Transmisi Nu Vinci 1490 – Leonardo Da Vinci.

Walaupun fisik dari sketsa Transmisi Nu Vinci tidak pernah dibuat oleh Leonardo Da Vinci, sketsa Nu Vinci menjadi ide dasar dari Teknologi Transmisi CVT yang pertama kali di patenkan oleh Benz dan Daimler (Jerman) pada tahun 1886. Kemudian seiring berjalannya waktu, pada tahun 1930, GM–General Motors melakukan riset dan mengembangkan Teknologi Toroidal CVT.

CVT Motor Matic

GM–General Motors – Teknologi Toroidal CVT

Setelah 468 tahun kemudian, terhitung semenjak sketsa Transmisi Nu Vinci yang menjadi dasar ide dari Teknologi CVT dibuat pada tahun 1490, tepatnya di tahun 1958: Transmisi CVT untuk pertama kalinya diciptakan dengan menggunakan sabuk V-Belt oleh Hubert Jozef (“Hub”) van Doorne. Teknologi Transmisi Van Doorne diberi nama Variomatic dan diaplikasikan kepada kendaraan mobil DAFVan Doorne’s Automobiel Fabriek (Netherlands) untuk menggerakkan mesin 0.6 L.

CVT Motor Matic

Mobil DAF 1958 – Variomatic – Teknologi CVT pertama kali pada kendaraan dengan menggunakan sabuk V-Belt.

Teknologi CVT terus berkembang dari tahun ke tahun dan kemudian di Tokyo pada tahun 1987: Untuk pertama kalinya teknologi ECVT – Electronic Continuous Variable Transmission diperkenalkan melalui mobil Subaru Justy yg di rilis dengan menggunakan teknologi ECVT: Yaitu adalah teknologi CVT dengan sistem kerja yang sudah diatur secara elektronik, dari hasil riset yang dikembangkan oleh perusahaan Fuji Heavy Industries. Setahun kemudian (1988), Subaru Justy dengan teknologi ECVT kembali dirilis dengan versi berpenggerak empat roda.

CVT Motor Matic

Mobil Subaru Justy 4WD 1988 – teknologi ECVT – Electronic Continuous Variable Transmission – Fuji Heavy Industries.

Pada waktu bersamaan di berbagai belahan bumi lainnya, perusahaan Ford Amerika dan Fiat Italia merilis CVT yang menggunakan sabuk dari material baja – Steel Belts. Ford menerapkan teknologi Steel Belts kepada unit Mobil Ford Fiesta dan Fiat mengaplikasikan teknologi Steel Belts kepada unit Mobil Fiat Uno yang juga menjadi mobil pertama di Eropa dengan sistem transmisi CVT.

CVT Motor Matic

Mobil FIAT Uno 1987 – Steel Belts CVT: Teknologi CVT dengan sabuk yang menggunakan material baja.

Memasuki era 90-an, Nissan bersama dengan Fuji Heavy Industries kembali mengembangkan Teknologi High Torque CVT di tahun 1992, yang kemudian diberi nama N-CVT – Nissan Continuous Variable Transmission: Yaitu adalah teknologi CVT yang dilengkapi dengan konverter torsi, sehingga memungkinkan untuk menghasilkan lebih banyak torsi dan tenaga.

Teknologi N-CVT – Nissan Continuous Variable Transmission dengan konverter torsi – High Torque CVT – 1992

Memasuki abad ke 21: Transmisi CVT terus disempurnakan seiring dengan pertumbuhan teknologi yang semakin pesat. Saat ini Teknologi CVT telah banyak diaplikasikan dan menjadi teknologi andalan di berbagai jenis kendaraan seperti mobil dan skuter modern, termasuk dengan kendaraan Motor Matic yang anda gunakan. (Fenrir_Engineering)

Fenrir.id – Banyak pengguna Motor Matik di Indonesia mencari solusi dengan meningkatkan performa sektor CVT Motor Matic nya, untuk menyesuaikan kondisi rute jalan yang ditempuh dengan gaya berkendara yang berbeda. Upgrade CVT / bahasa gaulnya “Main Kirian” bertujuan agar CVT Motor Matic dapat bekerja dengan lebih maksimal untuk mentransfer tenaga dari mesin ke roda belakang.

Upgrade CVT Motor Matic marak terjadi dilapangan, karena performa Motor Matic bawaan pabrikan dirasa masih kurang mumpuni dan dianggap tidak sempurna dengan berbagai permasalahan yang timbul di kalangan pengguna Motor Matik di Indonesia.

Masalah yang sering dialami pengguna Motor Matik dilapangan adalah, sbb:

  • Masalah gredek / terjadi getaran di bagian CVT  Motor Matic pada saat awalan start, ketika Motor Matic mulai berjalan dari posisi stasioner. Masalah gredek memang tidak terjadi di semua tipe Motor Matik, tetapi masalah gredek sudah menjadi rahasia umum di kalangan pengguna Motor Matik.
  • Tarikan awalan Motor Matik terasa berat / lemot dan tidak spontan, sehingga kecepatan puncak pada Motor Matik sulit dicapai / tidak maksimal.
  • Performa mesin Motor Matik menjadi lemah dan tidak mendukung pada saat melewati jalanan menanjak, apalagi ketika pada saat berboncengan.

Kebutuhan dan masalah yang dialami oleh pengguna Motor Matik akan berbeda dari satu pengguna dengan pengguna lainnya, karena kondisi geografis dan demografis yang bervariasi akan ikut mempengaruhi, contoh:

  • Pengguna Motor Matik di daerah perkotaan dengan kondisi jalanan padat akan lebih sering mengalami masalah gredek dan lebih membutuhkan torsi di bandingkan tenaga.
  • Berbeda dengan pengguna Motor Matik di daerah perbukitan dan pegunungan dengan kondisi jalanan sepi dan menanjak, tentunya tenaga akan lebih dibutuhkan dibandingkan torsi.
  • Kondisi Motor Matik dalam keadaan standar pabrikan dirasa kurang bagi sebagian pengguna Motor Matik dengan gaya berkendara ekstrim, yang menuntut torsi dan tenaga agar Motor Matic nya dapat dipacu semaksimal mungkin.

Motor Matik yang di produksi masal oleh pabrik mengacu kepada standar yang dirancang secara umum, berbeda dengan Motor Matik untuk balap yang telah di modifikasi sedemikian rupa untuk menyesuaikan sirkuit dan juga gaya pengendaranya. (Fenrir_Engineering)

Fenrir.id – Melakukan settingan & modifikasi pada Motor Matik agar sesuai dengan rute dan kebutuhan anda adalah suatu hal yang wajar dilakukan, sehingga performa Motor Matik anda akan menjadi semakin maksimal.

Terjadi pro dan kontra di berbagai kalangan pengguna Motor Matik dengan opini dari sudut pandang berbeda:

  • Ingin Motor Matik dengan tenaga lebih? Silahkan pilih motor matik dengan kubikasi mesin (cc) lebih besar.
  • Ingin Motor Matik yang efisien? Silahkan pilih Motor Matic dengan cc lebih kecil.
  • Ingin mendapatkan performa lebih dengan motor matik ber cc kecil? Berarti anda dianggap salah membeli motor.

Apakah sesederhana itu? Pada kenyataannya: Masyarakat yang mampu membeli Motor Matic ber cc besar dengan harga jauh lebih mahal masih terbatas, sehingga Motor Matik ber cc kecil dengan harga jauh lebih ekonomislah yang mendominasi pasar.

Apakah pengguna Motor Matik ber cc besar sudah merasa puas dengan performa yang di dapatkan dan tidak mengalami masalah? Jawabannya TIDAK.

Banyak pengguna Motor Matik ber cc besar yang masih mencari solusi atas permasalahan yang timbul dan juga untuk memaksimalkan performa dengan melakukan subtitusi dan modifikasi pada Motor Matic nya. (Fenrir_Engineering)

Fenrir.idMeningkatkan kinerja / upgrade pada bagian CVT Motor Matic dapat dilakukan tidak hanya ketika anda menemukan masalah pada Motor Matik yang anda gunakan. Upgrade CVT Motor Matic yang benar agar sesuai dengan kebutuhan adalah sama halnya dengan menyempurnakan Performa Motor Matik anda, sehingga efek, manfaat dan keuntungannya dapat anda rasakan seiring dengan penggunaan Motor Matik untuk menunjang aktivitas keseharian anda.

Pemilihan komponen CVT yang baik dan sesuai diperlukan untuk meningkatkan performa kerja di sektor CVT Motor Matic. Anda bisa melakukan Kawin Silang Suku Cadang Motor Matik dengan menggunakan suku cadang OEM / Suku Cadang Asli bawaan Motor Matik lainnya.

Tidak sedikit juga pengguna Motor Matik yang memilih cara mudah dengan menggunakan Suku Cadang CVT Aftermarket PNP – Plug & Play yang menawarkan berbagai kelebihan dari segi fungsi dan juga manfaat. (Fenrir_Engineering)

Fenrir.id – Banyak teori dengan beragam cara dipraktekkan untuk melakukan modifikasi di setiap bagian komponen CVT Motor Matic. Tidak sedikit pula kesalahan modifikasi terhadap komponen CVT Motor Matic yang terjadi dilapangan, karena gagal memahami prinsip dasar kerja dari setiap komponen CVT Motor Matic yang saling mendukung dan berkaitan.

Kesalahan Modifikasi di sektor CVT Motor Matic dapat mengakibatkan beban kerja transmisi CVT Motor Matic menjadi berat dan umur komponen CVT Motor Matic menjadi singkat.

Sangat penting bagi anda untuk memahami prinsip dasar kerja dari setiap komponen CVT Motor Matic sebelum anda melakukan modifikasi dibagian CVT Motor Matic,  sehingga hasil yang maksimal dengan performa yang diinginkan bisa didapat tanpa harus mengorbankan daya tahan komponen CVT Motor Matic lainnya.

Pemahaman yang baik dari segi cara kerja CVT Motor Matic bisa menjadi panduan dasar untuk memilih komponen suku cadang CVT Motor Matic yang sesuai dan juga sebagai dasar pengetahuan untuk melakukan modifikasi / ubahan pada bagian CVT Motor Matic anda.

Tanpa dasar pengetahuan yang cukup, tentunya anda hanya akan mencoba – coba dan menelan mentah – mentah bahasa iklan dari berbagai jenis produk modifikasi CVT Motor Matic yang ditawarkan dan banyak beredar dipasaran. Jangan sampai sudah menghabiskan biaya cukup mahal, tetapi hasil yang didapat tidak sebanding dan mungkin akan menimbulkan masalah lain pada Motor Matik anda dengan biaya pengeluaran ekstra. (Fenrir_Engineering)

Pahami cara kerja CVT sebagai dasar untuk menyempurnakan performa Motor Matik anda!

Fenrir.idTidak serumit konstruksi pada transmisi manual (Manual gearbox) yang terdiri dari beragam susunan roda gigi dengan dimensi dan jumlah mata berbeda. Mekanisme & Konstruksi CVT pada Motor Matic dapat bekerja secara lebih efisien dengan hanya mengandalkan dua buah puli yang dihubungkan dengan sabuk V-Belt. Transmisi CVT Motor Matic dapat bekerja secara lebih halus, tanpa jeda dan lebih merata ketika melakukan perubahan besaran rasio transmisi yang diperlukan di berbagai tingkat kecepatan berbeda.

Cara kerja CVT Motor Matic lebih rumit dibandingkan dengan cara mengoperasikannya yang sangat mudah: Cukup buka gas dan Motor Matik anda akan langsung melaju tanpa harus repot melakukan perpindahan gigi dari awal start hingga mencapai kecepatan puncak. Cara kerja CVT Motor Matic memang tidak sederhana, tetapi tidak serumit yang anda bayangkan.

Untuk memberikan gambaran sederhana: Coba bayangkan gigi rasio sepeda gunung yang terdiri dari 2 roda gigi di bagian depan-belakang dan terhubung dengan rantai.

Saat Motor Matik pada kondisi diam / stasioner: Sabuk V-Belt pada puli primer di bagian depan akan berada di posisi paling bawah = Rantai sepeda di gigi bagian depan berada di posisi paling bawah / berat dan kemudian pada puli sekunder di bagian belakang posisi sabuk V-Belt akan berada di posisi paling atas = Rantai sepeda di gigi bagian belakang berada di posisi paling atas / enteng. Komposisi perbandingan rasio transmisi depan kecil dan belakang besar dibutuhkan untuk mengurangi beban mesin Motor Matik pada saat awalan berjalan.

Sedangkan komposisi rasio sebaliknya dibutuhkan untuk mencapai kecepatan puncak pada Motor Matik: Sabuk V-Belt pada puli primer di bagian depan akan berada di posisi paling atas = Rantai sepeda di gigi bagian depan berada di posisi paling atas / enteng dan kemudian pada puli sekunder di bagian belakang posisi sabuk V-Belt akan berada di posisi paling bawah = Rantai sepeda di gigi bagian belakang berada di posisi paling bawah / berat. (Fenrir_Engineering)

Sudah mendapat gambaran dasar mengenai cara kerja CVT Motor Matic?

Fenrir.idSekarang mari kita pahami lebih detail tentang mekanisme dan cara kerja dari masing – masing komponen CVT Motor Matic yang dapat mengatur tingkat kecepatan secara otomatis, melalui perubahan besaran rasio dari posisi diam (Stasioner), ke posisi awalan gerak (Start), hingga dapat mencapai kecepatan puncak (Top Speed).

Bagian & Komponen Suku Cadang CVT Motor Matic – Fenrir Engineering

Puli Primer – Primary Pulley

Posisi Puli Primer terletak di bagian depan dan terhubung langsung dengan kruk as yang menghasilkan tenaga putaran mesin. Puli primer adalah puli utama dan berfungsi untuk mengatur besaran rasio transmisi pada sistem CVT Motor Matic.

Puli primer terdiri dari bagian komponen dengan fungsi dan cara kerja sbb:

Fixed Primary Sheave / Puli Kipas

Fixed primary sheave / Puli kipas berbentuk menyerupai piringan dan berputar seiring dengan putaran mesin, posisinya tidak bergerak (fixed) dengan fungsi untuk menahan sabuk V-belt dan memperbesar perbandingan rasio transmisi yang dihasilkan dari pergerakan V-Belt pada sisi permukaannya yang memiliki sudut kemiringan. Sisi lain komponen Fixed primary sheave / Puli Kipas memiliki bentuk kipas yang berfungsi sebagai pendingin untuk menjaga suhu di ruang CVT Motor Matic agar sabuk V-belt tidak cepat panas dan aus.

Modifikasi komponen CVT Puli Kipas bisa dilakukan dengan merubah sudut derajat kemiringan puli dengan cara di bubut, tujuannya adalah untuk memperkecil rasio puli primer dan juga untuk meningkatkan respon pergerakan V-Belt. Merubah sudut derajat kemiringan puli kipas melenceng terlalu jauh dari hitungan standar pabrikan akan membuat posisi V-Belt tidak menapak dengan sempurna dan umur V-Belt akan menjadi singkat. Jika anda merubah sudut kemiringan puli kipas, pastikan juga untuk merubah sudut derajat kemiringan pada komponen rumah roller / variator yang menjadi pasangan puli kipas agar jalur V-Belt menjadi seimbang / tidak pincang.

Sliding Primary Sheave / Variator / Rumah Roller

Sliding primary sheave / Variator memiliki bentuk seperti mangkok berisikan roller pemberat, sehingga komponen ini sering disebut sebagai Rumah Roller. Sisi lain Rumah Roller memiliki sudut dengan derajat kemiringan tertentu. Variator / Rumah Roller dapat bergerak keluar-masuk untuk menekan sabuk V-belt sehingga dapat bergerak naik-turun untuk menciptakan besaran rasio yang dibutuhkan di tingkat kecepatan yang berbeda.

Selain melakukan modifikasi dengan merubah sudut derajat kemiringan pada salah satu sisi rumah roller agar sesuai dengan kemiringan puli kipas yang menjadi pasangannya, papas / kerok jalur roller bisa dilakukan pada sisi lainnya yang memiliki jalur pergerakan roller.

Kerok jalur roller bertujuan agar roller bisa bergerak lebih jauh untuk menekan variator ketika menerima gaya sentrifugal, sehingga top speed pada Motor Matik dapat dicapai dengan lebih maksimal. Selain memodifikasi variator bawaan motor, anda pun bisa mengaplikasi komponen rumah roller aftermarket yang banyak beredar dipasaran.

Weight Primary Sheave / Roller CVT

Weight Primary Sheave / Roller Motor Matik adalah komponen kecil berbentuk silinder dengan berat tertentu dalam satuan gram yang posisinya terdapat di dalam Variator / Rumah Roller. Roller Motor Matik bekerja dengan menggunakan gaya sentrifugal yang di hasilkan oleh putaran mesin.

Posisi roller pada saat Motor Matik dalam kondisi diam / stasioner akan berada di bagian dalam / di posisi tengah mendekati poros puli primer.

Pada saat Motor Matik mulai berjalan: Gaya sentrifugal akan terjadi dan roller akan mulai bergeser kearah luar menjauhi poros puli primer, yang kemudian memberikan tekanan kepada Variator / Rumah Roller sehingga dapat bergeser menekan V-Belt.

Roller = Roll yang artinya menggelinding walau faktanya roller lebih banyak bergerak dengan bergeser dan bergesekan pada jalur rumah roller / variator, sehingga ketika roller sudah aus / rusak sering ditemukan cacat hanya pada satu sisi yang bergesekan dengan jalur rumah roller.

Jika jalur pada Rumah Roller sudah dipapas terlalu berlebihan, maka roller memiliki kemungkinan untuk lebih sering berubah posisi (berputar) pada jalur rumah roller, sehingga ketika roller sudah aus / rusak akan ditemukan cacat lebih dari satu sisi, tergantung dari seberapa jauh modifikasi yang dilakukan terhadap jalur roller yang dilakukan.

Modifikasi dengan kerokan / papasan terlalu berlebihan pada jalur Rumah Roller akan membuat umur roller Motor Matik menjadi sangat singkat.

Mengganti berat Roller bawaan Motor Matik dengan bobot roller lebih ringan dan lebih berat adalah modifikasi yang paling sering dan mudah dilakukan pada bagian CVT Motor Matic. Penggantian Roller bawaan Motor Matik bisa dilakukan dengan mengadopsi Roller Motor Matik lainnya yang memiliki kesamaan secara dimensi dengan berat berbeda, atau dengan menggunakan Roller Aftermarket yang menawarkan berat bervariasi dengan bahan yang berbeda.

Menentukan pilihan berat Roller Motor Matik untuk memaksimalkan kerja CVT agar sesuai dengan kebutuhan kita tidak semudah cara penggantiannya. Jika anda bertanya: Berat Roller dan merek roller apa yang bagus buat motor saya?  Maka anda tidak akan menemukan jawabannya, karena berat Roller yang sesuai dengan kebutuhan anda adalah yang terbaik. Banyak faktor yang bisa dijadikan acuan untuk memilih berat Roller Motor Matik agar hasilnya sesuai dengan yang anda harapkan, seperti: Rute yang anda lalui, berat badan anda, modifikasi CVT apa saja yang sudah anda lakukan? Dll.

Sebelum memilih berat roller Motor Matik agar sesuai dengan kebutuhan, maka perlu anda pahami karakter roller berdasarkan berat dan efeknya:

Semakin ringan roller Motor Matik yang digunakan dari berat roller standar bawaan pabrikan, akan membuat Variator / Rumah Roller bergerak dengan lebih cepat pada saat bergeser menekan V-Belt, sehingga akselerasi Motor Matik akan lebih spontan meningkat dengan konsekuensi mengurangi kecepatan puncak / top speed pada Motor Matik.

Menggunakan roller terlalu enteng / melenceng jauh dari berat roller standar pabrikan akan membuat Rumah Roller / Variator tidak dapat menekan V-Belt dengan maksimal, akibatnya: Putaran mesin di RPM tinggi tidak dapat disalurkan dengan maksimal ke roda belakang, sehingga mesin Motor Matik hanya akan meraung di RPM tinggi, tetapi Motor Matik anda tidak dapat melaju dengan lebih kencang dan konsumsi BBM Motor Matik pun akan menjadi semakin boros.

Kondisi diatas bisa di ilustrasikan pada saat anda mengendarai sepeda gunung dan menggunakan rasio gigi paling enteng: Satu putaran saat anda menggoes pedal sepeda akan didapat dengan lebih cepat dan enteng, tetapi daya laju sepeda sangat terbatas. Tidak Efisien: Anda membutuhkan energi lebih banyak untuk mengoes pedal sepeda berulang kali hanya untuk melaju lebih jauh.

Sebaliknya, semakin berat roller Motor Matic yang digunakan dari spesifikasi roller standar bawaan pabrikan, akan membuat Variator / Rumah Roller bergerak lebih lambat pada saat bergeser menekan V-Belt, sehingga perubahan rasio puli primer dari kecil ke besar pun memiliki jeda waktu lebih lama, efeknya: Kecepatan puncak Motor Matik lebih maksimal dengan konsekuensi mengurangi akselerasi tarikan awal Motor Matik anda.

Menggunakan roller terlalu berat akan menurunkan RPM putaran mesin secara signifikan, sehingga pada saat Motor Matik berakselerasi dari posisi diam / stasioner hingga berjalan akan terasa berat / lemot dan BBM Motor Matik akan menjadi semakin boros di kondisi rute macet / stop & go.

Kondisi diatas bisa di ilustrasikan ketika anda mengendarai sepeda gunung dengan menggunakan rasio gigi paling berat: Pada saat awalan ketika anda menggoes pedal sepeda akan terasa lebih berat dan lambat. Walaupun daya laju sepeda lebih baik ketika sudah berjalan, anda akan tetap mengeluarkan tenaga lebih (tidak efisien) untuk menekan beban pedal sepeda yang berat.

Slider / Tutup Rumah Roller / Plat Rumah Roller

Slider adalah tutup rumah roller yang biasanya dilapangan disebut sebagai Plat Rumah Roller, fungsinya adalah untuk menahan gerakan Variator / Rumah Roller ketika bergeser ke arah luar akibat dari tekanan Roller Motor Matic.

Tutup Rumah Roller juga dilengkapi dengan komponen Slide Piece / karet slider dari bahan plastic campuran, yang berfungsi untuk meredam getaran pada puli primer ketika Variator bergeser.

Spacer / Dudukan Rumah Roller / Bos Rumah Roller

Spacer Motor Matik adalah dudukan poros rumah roller, yang paling umumnya di sebut sebagai Bushing / Bos Rumah Roller Motor Matic. Bos rumah roller berfungsi sebagai poros yang memungkinkan pergeseran keluar-masuk komponen Variator / Rumah Roller dapat terjadi secara halus bebas hambatan. Modifikasi yang dilakukan pada komponen spacer bisa dilakukan dengan menambahkan ring CVT untuk memperkecil rasio puli primer (V-Belt lebih turun) dan memperbesar rasio puli sekunder (V-Belt lebih naik). Kualitas bahan ring CVT yang baik dengan dimensi ukuran yang akurat menjadi kunci utama keberhasilan untuk melakukan modifikasi pada komponen Bos Rumah Roller / Spacer. 

Primary Shaft / Poros Utama Puli Primer

Primary shaft / Poros Puli Primer pada CVT Motor Matic adalah Batang Poros yang merupakan bagian dari kruk as / crankshaft yang terhubung langsung dengan puli primer CVT Motor Matic, sehingga putaran puli primer akan sama dengan putaran yang dihasilkan oleh kruk as/ Crankshaft.

Puli Sekunder – Secondary Pully

Puli sekunder adalah puli ke dua pada Motor Matic yang terletak di bagian belakang dan bertugas untuk meneruskan tenaga putaran mesin yang tersalurkan melalui V-Belt sampai ke roda belakang Motor Matik anda. Selain bertugas untuk meneruskan tenaga mesin sampai ke roda belakang, puli sekunder juga berfungsi untuk mengimbangi perubahan besaran rasio yang diciptakan oleh puli primer di bagian depan: Sehingga posisi V-Belt yang awalnya berada di posisi paling atas pada saat Motor Matic dalam keadaan diam / stasioner dapat bergerak turun seiring dengan kecepatan yang semakin meningkat.

Puli sekunder terdiri dari bagian komponen dengan fungsi dan cara kerja sbb:

Secondary fixed sheeve / Puli Cowo

Secondary fixed sheeve adalah bagian komponen dari Puli Sekunder yang umumnya di sebut sebagai Puli Cowo Motor Matik. Secondary fixed sheeve / Puli Cowo hanya berputar dengan posisi tetap (fixed) dan berfungsi sebagai lintasan untuk menahan sabuk V-belt pada saat bergerak turun-naik untuk menciptakan besaran rasio yang berbeda.

Secondary Sliding Sheave / Puli Cewe

Secondary sliding sheeve adalah bagian komponen dari Puli Sekunder yang umumnya di sebut sebagai Puli Cewe Motor Matik. Selain berputar, Secondary sliding sheeve / Puli Cewe dapat bergerak keluar-masuk untuk menekan sabuk V-belt sehingga dapat bergerak turun-naik untuk menciptakan besaran rasio yang berbeda.

Secondary Sheave Spring / Per CVT

Secondary Sheave Spring yang paling umum di sebut dengan Per CVT, berfungsi untuk memberikan tekanan balik kepada komponen Secondary Sliding Sheeve (Puli Cewe) agar dapat bergerak kembali masuk sampai ke posisi semula.

Cara Kerja Per CVT: Ketika RPM putaran Mesin Motor Matik meningkat, komponen Secondary Sliding Sheeve akan membuka / bergeser ke arah luar dan memberikan tekanan kepada per CVT dan ketika RPM putaran mesin Motor Matik menurun, Per CVT secara otomatis akan memberikan tekanan balik kepada komponen Secondary Sliding Sheeve (Puli Cewe) agar dapat kembali menutup / bergerak masuk ke posisi semula.

Rumus Dasar & Efek Per CVT Motor Matic berdasarkan Tingkat Kekerasan:

Fenrir.idSemakin tinggi tingkat kekerasan Per CVT, maka pergerakan komponen Secondary Sliding Sheeve (Puli Cewe)  akan semakin lambat pada saat membuka / ketika bergerak kearah luar yang mengakibatkan Puli sekunder lebih lambat untuk mengecilkan rasio / memberi jeda waktu lebih lama untuk mempertahankan posisi rasio besar pada Puli Sekunder.

Menggunakan Per CVT lebih keras pada Motor Matik bertujuan untuk meningkatkan tenaga secara lebih padat dan merata dengan memperpanjang nafas Motor Matik. Sebaliknya pada saat gas ditutup / dekselerasi, RPM putaran mesin Motor Matik akan lebih cepat menurun sehingga efek engine brake akan semakin besar dirasakan.

Modifikasi pada per CVT dapat dilakukan dengan cara kawin silang menggunakan Per CVT bawaan Motor Matik lainnya dan bisa juga dilakukan dengan menggunakan Per CVT Aftermarket yang memiliki jumlah ulir dan tingkat kekerasan berbeda. Tidak seperti satuan tekanan per pada umumnya yang menggunakan Nm atau Kg/cm, satuan Per CVT yang digunakan produsen adalah berdasarkan RPM (putaran mesin), dimulai dari 1000 RPM, 1200 RPM, 1500 RPM, 1800RPM dan 2000 RPM. Semakin tinggi nilai satuan RPM yang dimaksud pada per CVT Motor Matic adalah sama dengan tingkat kekerasan Per CVT yang semakin tinggi / semakin keras = menunda puli sekunder untuk membuka secara spontan, agar rasio lebih merata, nafas lebih panjang (Perubahan per CVT diatas rata-rata  perlu di imbangi dengan kapasitas mesin yang mumpuni). Selain memilih tingkat kekerasan Per CVT Motor Matic yang sesuai, pemilihan jenis Per CVT dengan material berkualitas adalah kunci utama agar performa Motor Matik dapat maksimal dan tahan lama.

Bagaimana cara memilih per CVT dan menentukan tingkat kekerasan per CVT agar performa Motor Matic menjadi maksimal? Tentunya tidak asal – asalan dan harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penggunaannya. Motor Matik dengan mesin standar untuk penggunaan harian bisa menggunakan per CVT lebih keras dengan tingkat kekerasan yang tidak melenceng terlalu jauh dari spesifikasi per CVT asli bawaan pabrikan. Per CVT 1000 Rpm dan maksimal di 1200 Rpm bisa di aplikasikan kepada mesin standar / modifikasi ringan untuk penggunaan harian.

Per CVT dengan tingkat kekerasan yang tinggi biasa digunakan pada Motor Matik dengan mesin yang sudah dimodifikasi, karena mesin Motor Matic dengan output tenaga lebih besar mampu memberikan tekanan lebih baik kepada Per CVT. Menggunakan per CVT jauh lebih keras pada Motor Matik perlu diimbangi dengan menyesuaikan berbagai komponen pendukung CVT lainnya, sehingga efek dan fungsinya bisa maksimal dan tidak merusak komponen CVT lainnya yang saling berhubungan. Fenrir_Engineering

Centrifugal Clutch / Kopling Sentrifugal / Kopling Ganda

Kampas kopling ganda Motor Matik berfungsi untuk menerima dan meneruskan tenaga putaran mesin yang diterima oleh puli sekunder, sehingga roda belakang Motor Matic dapat berputar.

Kampas Kopling ganda / kopling sentrifugal pada Motor Matik akan bekerja dengan cara membuka dan menutup, pada kondisi sbb:

  • Pada saat Motor Matik berada pada kondisi diam / stasioner: Posisi kampas Kopling ganda akan berada mendekati poros puli sekunder dengan kondisi sepenuhnya menutup dan tidak menyentuh dinding rumah kopling / mangkok kopling ganda. Kondisi ini menyebabkan roda belakang Motor Matik akan tetap diam tidak bergerak walaupun kampas kopling ganda ikut berputar seiring dengan putaran mesin di RPM rendah.
  • Pada saat Motor Matik mulai berjalan: Posisi kampas Kopling ganda akan bergerak menjauhi poros puli sekunder & terbuka akibat dari gaya sentrifugal yang dihasilkan seiring dengan meningkatnya RPM putaran mesin, kampas kopling ganda akan terbuka sampai menyentuh dinding rumah kopling dan selanjutnya mangkok kopling ganda akan ikut berputar. Pada kondisi ini lah roda belakang Motor Matik anda akan ikut berputar.

Tahapan kerja: Kampas kopling ganda terbuka hingga menyentuh dinding rumah kopling -> Rumah kopling ikut berputar -> Putaran Rumah kopling diteruskan melalui poros utama puli sekunder / drive axle -> Gigi reduksi / Gear Box Motor Matik menerima putaran dari poros sekunder / Drive Axle -> Poros roda belakang menerima putaran dari gigi reduksi / Gear Box Motor Matik -> Roda belakang Motor Matik berputar.

Perubahan / modifikasi pada Kampas Kopling Ganda bisa dilakukan dengan cara kawin silang / dengan mengadopsi Kampas Kopling Ganda bawaan Motor Matik lainnya yang memiliki dimensi dengan konstruksi rangka yang sama, contoh: Kampas Ganda Yamaha N-Max yang memiliki tapak lebih panjang / lebar dengan bidang kontak lebih luas dapat di aplikasi ke Motor Matik Aerox 155, Vario 150, PCX 150,dll. Efek kampas ganda dengan tapak lebih lebar dapat mencengkram dinding rumah kopling dengan lebih maksimal dan meminimalis gejala slip kopling.

Selain melakukan kawin silang, perubahan / upgrade sektor kampas kopling ganda Motor Matic dapat dilakukan dengan menggunakan Kampas Ganda  After Market yang banyak beredar dilapangan. Kampas Ganda Aftermarket  yang ditawarkan memiliki kelebihan masing – masing dengan merek yang berbeda, pastikan Bahan Kampas Kopling Ganda After Market yang anda pilih memiliki kompon material yang baik dengan tingkat koefisien gesek yang tinggi.

Clutch Housing / Rumah kopling / Mangkok Kampas Ganda

Clutch Housing / Rumah Kopling pada Motor Matik memiliki bentuk seperti mangkok dan terdapat Kampas Kopling Ganda didalamnya, sehingga komponen ini dilapangan sering disebut sebagai Mangkok Kampas Ganda. Mangkok kampas ganda pada Motor Matik berfungsi untuk menerima dan meneruskan putaran Puli Sekunder sehingga bisa menggerakkan roda belakang Motor Matik.

Cara kerjanya cukup sederhana: Mangkok Kopling Ganda akan ikut berputar ketika Kampas Kopling Ganda mengembang / terbuka hingga menyentuh dinding bagian dalam Rumah Kopling, kemudian melalui Poros Utama / Drive Axle Puli Sekunder akan di teruskan kepada Gear Box Motor Matik yang akhirnya menggerakkan roda belakang Motor Matik.

Modifikasi yang paling sering dilakukan pada komponen Mangkok Ganda / Rumah Kopling Motor Matik adalah dengan cara melubanginya, dengan tujuan agar udara dapat bersirkulasi lebih baik untuk menjaga suhu temperatur Mangkok Kopling Ganda dan juga kampas kopling ganda di dalamnya. Tidak hanya meningkatkan sirkulasi udara, posisi lubang yang pas di setiap sudut tekukan Mangkok Kopling Ganda akan membantu membuang debu yang mengendap akibat gesekan yang ditimbulkan diantara Kampas Kopling Ganda dengan dinding Mangkok bagian dalam.

 

Yang perlu diperhatikan ketika anda melakukan modifikasi Mangkok Kopling Ganda dengan cara melubanginya:

  • Pastikan lubang pada Mangkok Kopling Ganda Motor Matik berada di posisi yang tepat dan tidak berada di posisi yang rawan, seperti berada terlalu dekat dengan Poros Puli Sekunder.
  • Membuat lubang berlebihan / terlalu banyak pada Mangkok Kopling Ganda Motor Matic sama halnya dengan mengurangi konstruksi yang menjadi daya tahan dan kekuatan dari Mangkok Kopling Ganda itu sendiri. Perubahan bentuk / deformasi dapat terjadi Ketika bahan Mangkok Ganda Motor Matik mulai memuai di suhu temperatur kerja maksimal dan otomatis masa pakainya pun akan menjadi lebih singkat.
  • Mangkok Kopling Ganda Aftermarket yang beredar dipasaran dan di bandrol cukup mahal biasanya memiliki bobot lebih enteng dan terbuat dari material yang jauh lebih kuat untuk menghindari masalah deformasi ketika suhu mencapai puncaknya, sehingga Mangkok Kopling Ganda Aftermarket memungkinkan untuk memiliki desain dengan lubang lebih banyak & lebih besar dengan model / pattern yang berbeda.

Banyak yang berfikiran bahwa dengan cara melubangi mangkok kampas kopling ganda, maka masalah gredek / getaran yang timbul pada saat awalan Motor Matik mulai berjalan dapat terselesaikan, apakah benar demikian? Fakta di lapangan: Masalah gredek tidak terjadi di semua tipe Motor Matik, walaupun jumlah lubang dan desain pada Mangkok Motor Matik bawaan pabrikan kurang lebih sama.

All New Honda PCX 160 keluaran terbaru (2021) hanya memiliki 2 lubang kecil pada Mangkok Kopling Ganda nya, apakah enginer Honda salah merancang Mangkok Kopling Ganda pada Honda New PCX 160? Tentu tidak, karena jumlah lubang pada Mangkok Kopling Ganda secara teknis tidak ada hubungannya dengan masalah gredek yang marak timbul dilapangan.

Pin Guide / Torsi cam / Paku Puli

Torsi Cam / Pin Guide pada Motor Matic adalah komponen kecil dengan bentuk menyerupai paku, sehingga dilapangan Torsi Cam sering disebut sebagai Paku Puli Motor Matic. Posisinya tertanam pada Poros Secondary Fixed Sheeve (Puli Cowo) dan Paku Puli Motor Matik akan bergerak mengikuti jalur yang terdapat pada komponen Secondary Sliding Sheeve (Puli Cewe).

Jalur Paku Puli dengan desain lurus akan mempercepat pergerakan komponen Secondary Sliding Sheeve (Puli Cewe) dan jalur Paku Puli dengan desain melengkung akan memberikan tahapan gerak, sehingga lebih halus pada saat Secondary Sliding Sheeve (Puli Cewe) bergeser untuk menciptakan besaran rasio yang berbeda pada Puli Sekunder. Perbedaan desain jalur Pin Guide / Torsi Cam / Paku Puli ini pun ikut menentukan karakter CVT dari setiap jenis Motor Matik yang berbeda.

Modifikasi pada komponen Paku Puli / Torsi Cam Motor Matik bisa dilakukan dengan menambahkan bushing / bos dudukan & bearing, dengan tujuan agar gesekan dapat dikurangi pada saat Paku Puli bergeser di jalur yang terdapat pada komponen Secondary Sliding Sheeve (Puli Cewe). Modifikasi pada komponen Torsi Cam / Paku Puli lebih rumit, karena tidak hanya menambahkan Bos dudukan pada Paku Puli / Pin Guide, tetapi jalur Paku Puli yang terdapat pada poros Secondary Sliding Sheeve (Puli Cewe) pun harus ikut dimodifikasi dengan cara perbesar secara presisi.

Gigi Reduksi / Gear Box Motor Matic

Gigi reduksi / Gear Box pada Motor Matik memiliki bentuk helical / menyimpang terhadap poros nya, bertujuan  untuk meminimalisir suara pada saat bekerja. Gear Box Motor Matic berfungsi untuk mereduksi kecepatan putaran mesin yang bersumber dari putaran poros utama / drive axle puli sekunder, sehingga putaran mesin dapat di konversi menjadi seimbang untuk menghasilkan lebih banyak tenaga sebelum disalurkan menuju poros roda belakang Motor Matic. Untuk menghasilkan perbandingan putaran yang ideal di antara poros engkol dengan roda belakang Motor Matik diperlukan dua kali proses reduksi.

Modifikasi gigi reduksi / Gear Box pada Motor Matik dapat dilakukan dengan mengganti gigi reduksi bawaan motor dengan Gigi Reduksi Aftermarket yang memiliki variasi jumlah mata / rasio berbeda.

Tidak asal ganti! Merubah gigi reduksi pada Motor Matik membutuhkan hitungan yang tepat dengan mempertimbangkan banyak faktor yang harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan juga diimbangi dengan ubahan lainnya agar hasilnya maksimal.

V – Belt / Sabuk CVT

V-Belt pada Motor Matik memiliki sifat elastis dan berfungsi sebagai penghubung diantara Puli CVT Primer di bagian depan dengan Puli CVT Sekunder di bagian belakang. V-Belt / Sabuk CVT di rancang khusus untuk bergerak naik turun pada bidang ruang / jalur berbentuk V yang terdapat pada Puli Primer & Sekunder. V-Belt terbuat dari bahan karet campuran dan dirancang untuk memiliki ketahanan terhadap panas yang diakibatkan oleh gesekan pada saat bekerja.

V-Belt dengan daya elastisitas dan konstruksi yang baik dapat memaksimalkan rasio puli primer agar dapat dibuat lebih kecil dengan posisi lebih turun, tetapi jika daya elastisitas pada V-Belt terlalu berlebihan, maka V-Belt akan rentan melakukan perubahan bentuk pada saat bekerja, akibatnya:  Respon tarikan berkurang, bisa mengakibatkan slip, mengeluarkan suara berdecit dan transfer tenaga mesin tidak maksimal sehingga BBM menjadi boros. Kondisi ini pun akan dialami jika settingan V-Belt motor Matik anda terlalu kendur.

V-belt yang bersifat kaku dengan konstruksi yang baik akan menghasilkan traksi lebih maksimal pada saat bekerja, minim slip dan akselerasi Motor Matik akan menjadi lebih spontan. V-Belt dengan material yang terlalu keras dan kaku akan rentan mengalami retak dan membuat umur komponen pendukung CVT lainnya menjadi cepat aus / rusak, kondisi ini pun akan dialami jika settingan V-Belt motor Matik anda terlalu kencang.

Terlepas dari pemilihan kualitas material V-Belt dengan konstruksi yang baik, pastikan V-Belt yang di gunakan memiliki desain dan ukuran yang sesuai dengan sudut kemiringan lintasan V-Belt yang terdapat pada Puli Primer dan Puli Sekunder Motor Matik anda.

Posted in News and tagged , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *